SitungirNews.Id| Akhir Pebruari 2022, viral di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, seorang ibu hamil meninggal di Puskemas Sopobutar, diduga karena terlambat ditangani oleh tenaga medis.
Belakangan, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Sopobutar, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Lasesti Sinaga, dimutasi.
Baca Juga:
Kejari Gunungsitoli Beberkan Fakta Baru Dugaan Korupsi Pembangunan Puskesmas Sawo Rp7,6 M
Sebagaimana Keputusan Bupati Dairi nomor 131/821.15/III/2022 tanggal 1 Maret 2022, Lasesti dimutasi menjadi Perawat Muda pada UPT Puskesmas Sopobutar.
Selanjutnya, posisi Kepala UPT Puskesmas Sopobutar, ditempati Jaherbin Simamora, sebelumnya Perawat Penyelia pada UPT Puskesmas Bunturaja, Kecamatan Siempat Nempu.
Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, mengambil sumpah janji jabatan dan melantik pejabat baru, bersamaan dengan ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya, Rabu (2/3/2022) bertempat di GOR Sidikalang.
Baca Juga:
Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Pj Wali Kota Bekasi Resmikan Operasional 3 Puskesmas
Bupati Dairi dalam arahannya pada acara pelantikan dimaksud mengatakan, mutasi adalah hal yang biasa di lingkungan pemerintahan. Disesuaikan dengan kebutuhan organinasi.
Sebagaimana diberitakan media, seorang ibu hamil inisial LS (32) warga Desa Pardomuan Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kabupaten Dairi, meninggal dunia beserta janin dalam kandungannya, Jumat (25/2/2022).
Peristiwa itu pun viral, setelah diunggah di facebook oleh akun M Simbolon.
"Inilah ibu rumah tangga telah meninggal dunia di Puskesmas Sopobutar akibat terlambat dibantu, karena tidak ada perawat di Puskes tersebut. Oleh karena itu kami mengharap Puskesmas tersebut agar diperiksa oleh Pemerintah Kabupaten Dairi. Dan sudah beberapa kali kejadian yang serupa," tulis akun dimaksud.
Kepala Puskesmas Sopobutar saat itu, Lasesti Sinaga, dikonfirmasi wartawan Sabtu (26/2/2022), membenarkan adanya pasien meninggal dunia tersebut.
Kronologi dijelaskannya, Jumat (25/2/2022) sekitar pukul 06.10 Wib, pasien mendatangi bidan praktek mandiri Ida Rona Tio Sitohang di Desa Pardomuan.
Setelah diperiksa oleh bidan dimaksud, pasien disarankan pulang agar istirahat, seraya diberikan obat, karena belum ada tanda-tanda akan melahirkan.
Pukul 16.00 Wib, pasien mengalami sesak nafas. Suami LS, marga Simbolon, menelepon bidan praktek itu, memberitahukan keluhan istrinya.
Oleh bidan, disarankan agar pasien dibawa ke tempat praktek bidan itu. Saat di tempat praktek itu, pasien mengaku mengalami nyeri serius di bagian perut.
Pasien pun disarankan oleh bidan untuk dibawa ke Puskesmas Sopobutar. Untuk diketahui, jarak tempat praktek ke puskesmas itu sekitar 9 kilometer.
Tiba di Puskesmas Sopobutar, pasien mengeluhkan rasa nyeri hebat pada perut dan merasa sesak nafas. Penanganan medis pun dilakukan.
Saat akan dipasang infus dan hendak dirujuk ke RSUD Sidikalang, pasien tiba-tiba mengeluarkan buih dari mulut dan hidung.
Pasien disebut sempat melompat dari tempat tidur pemeriksaan, sambil berteriak mengatakan dirinya merasa sangat sakit dan sesak.
Oleh petugas Puskesmas dan keluarga, pasien sempat dibaringkan kembali ke tempat tidur pemeriksaan. Berselang, pasien dinyatakan meninggal dunia. [as/gbe]