SitungirNews.Id | Anda tentunya pernah mengalami kesedihan yang dipicu berbagai hal, misalnya karena hari yang buruk di tempat kerja ataupun saat merasa kehilangan seseorang yang dicintai.
Sedih bisa berlangsung dalam waktu singkat, tapi bahkan juga bisa hingga berlarut-larut.
Baca Juga:
Tips Ampuh agar Anak Tidak Stres
Sayangnya, sedih berkepanjangan bisa membuat seseorang tidak semangat beraktivitas, dan berdampak pada psikologis maupun kesehatan fisik.
Bukan tidak mungkin, rasa sedih ini akan berkembang menjadi stres yang berisiko menimbulkan berbagai penyakit lain.
Sebenarnya, apa yang terjadi pada tubuh saat bersedih? Untuk menjawab hal ini misteri tubuh manusia akan membahasnya.
Baca Juga:
Betulkah Kebotakan di Usia Muda karena Stres?
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Molecular Psychiatry pada tahun 2016, perasaan sedih dapat mengubah tingkat bahan kimia yang berhubungan dengan stres di otak.
Peneliti mengatakan, bahwa bahan kimia tersebut dapat meningkatkan protein inflamasi dalam darah, yang terkait dengan penyakit jantung, stroke, serta sindrom metabolik.
Seperti dikutip dari Prevention, Selasa (23/2/2016) ketika Anda merasa sedih, kadar bahan kimia otak yang bernama opioid akan meningkat.
Dijelaskan penulis utama studi dari UTHealth di Houston, Alan Prossin, peningkatan opioid mungkin berdampak negatif pada tubuh, berpotensi mengacaukan sistem kekebalan, dan meningkatkan risiko penyakit.
Dalam studinya, Prossin berkata bahwa opioid terkadang memicu pelepasan protein IL-18, yang kerap dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular.
"Meskipun kesedihan bukanlah depresi, itu masih menekan semua fungsi tubuh, hanya untuk rentang waktu yang jauh lebih singkat," jelas Psikolog Klinis, John E Mayer, PhD.
Mayer menambahkan, merasa sedih terus-menerus bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan lemahnya sistem kekebalan tubuh.
Bukan hanya itu, kinerja otak dalam mengatur nafsu makan pun bisa tak beraturan, jika seseorang merasakan kesedihan yang terlalu lama.
Misalnya pada studi tahun 2013 yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, menunjukkan suasana hati yang buruk dapat meningkatkan rasa lapar. Oleh sebab itu, seseorang yang merasa sedih sering kali mengonsumsi makanan tertentu seperti junk food atau es krim.
"Seseorang yang sedih mengonsumsi lebih banyak (junk food) dan lebih sedikit mikronutrien, menempatkan diri mereka pada risiko yang lebih tinggi terkait kenaikan berat badan dalam jangka pendek, hipertensi dan penyakit jantung dalam jangka panjang," ucap Mayer.
Semakin lama Anda merasa sedih, kata Mayer, maka semakin besar risiko peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang dapat memengaruhi kondisi gula darah, tekanan darah, dan kualitas tidur.
Oleh karena itu, untuk mengatasinya cobalah rutin melakukan aktivitas ringan saat sedang bersedih, misalnya meditasi, berolahraga, dan pola makan sehat.
Anda juga bisa mengubah gaya hidup untuk mengurangi dampak stres, baik pada pikiran maupun tubuh. [as/qnt]