SitungirNews.id | Lake Toba Tradisional Music Festival (LTTMF) penyelenggaraan kali kedua resmi digelar.
Kabupaten Dairi menjadi kota pertama, sebelum melanjutkan roadshownya ke Tanah Karo.
Baca Juga:
Inilah 3 Putra Berdarah Batak Toba yang Jabat Kapolda di Tahun 2024
LTTMF ini digelar di Gedung Nasional Djauli Manik, Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Sabtu (21/05/2022).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Rumah Karya Indonesia (RKI) didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek), Pemkab Dairi dalam hal ini Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga.
Hadir dalam kegiatan ini, Bupati Dairi, DR. Eddy Keleng Ate Berutu, Denison Wicaksono dari Direktorat perfilman dan media Kemendikbudristek, Kadisbudpar Dairi Rahmat Syah Munthe, Direktur RKI Ojax Manalu, para Camat, serta para pelaku seni budaya Pakpak Kabupaten Dairi.
Baca Juga:
Berapa Jumlah Suku Batak? Ini Penjelasan Beserta Penyebaran Wilayah Penuturnya
Mengawali arahannya Bupati menyampaikan rasa syukurnya Pandemi Covid-19 sudah menurun sehingga bisa melakukan acara besar.
“Saya mengharapkan partisipasi untuk melihat karya ini, terutama para pecinta seni, dan komunitas yang giat melestarikan budaya seputaran Danau Toba. Semoga aktivitas luar ruangan ini akan mendorong kebangkitan ekonomi kita,” kata Eddy.
Eddy menyebut, Indonesia pun patut berbangga hati, di saat pandemi melandai, Indonesia pun dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara forum G20.
“Tahun 2022, Indonesia jadi tuan rumah G20 yang merupakan forum dunia untuk mengatasi krisis termasuk pandemi dan perang Rusia dan Ukraina. Semoga penyelenggaraan forum ini nantinya akan membawa dampak positif,” kata bupati.
Lebih jauh Bupati menjelaskan di bawah G20 ada forum W20 sebagai forum untuk mempromosikan kesamaan gender untuk mendorong kontribusi perempuan dalam meningkatkan pembangunan dunia.
Disebutkan bahwa ternyata apa yang menjadi point penting dalam W20 itu sudah terlebih dulu dilakukan di Dairi terutama ibu-ibu yang tekun menghidupi rumah tangga dari bertenun dan budidaya tanaman kopi.
“Ada 300 penenun kita. Ditambah ada kelompok tani yang dengan tekun membudidayakan kopi sehingga kopi bisa dinikmati seluruh dunia. Dan kita akan tampilkan ketangguhan itu itu dalam kickoff dibulan Juni melalui sebuah buku, yang rencananya akan diberikan pada para kepala negara peserta G20. Itulah upaya kita mendukung program presiden kita,” kata bupati menegaskan.
Sebelumnya dari Kemenristek, Denison Wicaksono menjelaskan Kemeristek akan senantiasa mendukung kegiatan yang sudah dimulai tahun lalu ini demi peningkatan ekonomi kreatif para penggiat budaya dan seni kreatif lokal.
“Kegiatan yang diprakarsai RKI ini akan selalu didukung kemenristek karena festival ini tidak hanya musik semata, namun lebih dari itu, festival ini akan melahirkan kerumunan yang diharapkan, menciptakan interaksi ekonomi baru,” katanya singkat.
Sementara itu Direktur RKI Ojak Manalu menyebut tahun ini kawasan Danau Toba masih dipercaya jadi tuan rumah musik tradisional. Ini jembatan bagi pelaku karya budaya lokal yang akan memperkuat komunitas lokal juga sebagai stimulus agar budaya dan komunitas lokal bisa naik level.
“Kabupaten Dairi bagi saya pribadi memiliki keistimewaan, seperti suku Pakpak, yang mungkin menurut saya belum banyak dikenal. Lewat festival ini menjadi momentum memperkenalkan budaya di mata dunia luar. Terima kasih Dairi sudah menerima Rumah Karya Indonesia hadir disini,” ujar Ojak.
Mengakhiri sambutan Ojak menyampaikan bahwa Agustus mendatang akan ada festival besar di Tampahan, Kabupaten Toba, termasuk 7 direktur festival di Indonesia akan hadir di Tampahan.[as/zbr]