SitungirNews.Id | Dairi adalah kabupaten di Provinsi Sumatra Utara yang beribu kota di Kecamatan Sidikalang.
Kabupaten ini kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat dengan dasar hukum Undang Undang Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikeluarkan pada 25 Februari 2003.
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Program PGP Pendorong Transformasi Pendidikan Indonesia
Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69 persen dari total luas provinsi itu.
Letaknya ada di barat laut Provinsi Sumatra Utara. Dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dan waktu tempuh sekitar tiga jam, aksesibilitas dari dan ke Dairi relatif tinggi.
Wilayah kabupaten itu umumnya berada di ketinggian rata-rata 700 sampai dengan 1.250 m di atas permukaan laut. Jumlah penduduk kabupaten Dairi pada akhir tahun 2021 mencapai 318.616 jiwa yang tersebar di 15 kecamatan.
Baca Juga:
Disbudparpora Dairi Gelar Pelatihan Pengembangan Kapasitas SDM Pariwisata Berbasis SKKNI
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Dairi. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Dairi yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Penyangga Danau Toba
Kabupaten Dairi berada di dataran tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl) atau sekitar 200 meter di atas permukaan Danau Toba. Karakter topografinya spesifik dan bervariasi.
Wilayah itu memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam. Pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungai-sungainya.
2. Suku dan Bahasa
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Dairi adalah suku Batak Pakpak. Suku Pakpak terbagi menjadi lima suak berdasarkan wilayah persebarannya, yaitu Suak Simsim, Suak Keppras, Suak Pegagan, Suak Kelasen dan Suak Boang.
Ada pula suku lain, seperti suku Batak Toba, Karo, dan pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Tionghoa, Aceh, Minangkabau dan lainnya. Bahasa yang digunakan selain bahasa Indonesia adalah bahasa Batak Toba, Pakpak, dan Karo.
3. Taman Wisata Iman
Salah satu tempat wisata yang bisa dikunjungi saat ke Dairi adalah Taman Wisata Iman (TWI) yang berada di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Taman wisata yang memiliki luas lahan sekitar 10 hektare ini sudah menjadi ikon pariwisata di Dairi.
TWI dibangun dengan konsep wisata religi yang di dalamnya terdapat berbagai rumah ibadah. Wisatawan dapat melihat berbagai ornamen keagamaan seperti Vihara Saddhavadana dengan patung Buddha Rupang, Patung Abraham, patung Nabi Musa, Gereja Oikumene, Gua Bunda Maria, dan Perahu Nabi Nuh.
Selain itu, ada juga kisah perjalanan Kehidupan Yesus Kristus yang terdiri dari Kandang Domba di Betlehem, sampai Kebangkitan Yesus Kuil Hindu serta Lapangan Manasik Haji dan Masjid. Lokasi TWI berada di atas lahan yang berbukit-bukit, sehingga kita harus mendakinya dengan berjalan kaki untuk bisa menikmati semua keindahan yang ada di tempat itu.
4. Kopi Sidikalang
Kopi Sidikalang sudah populer bagi pecinta kopi, baik masyarakat Indonesia bahkan dunia. Data dari Badan Pusat Statistik kabupaten Dairi 2021, luas perkebunan kopi di kabupaten Dairi mencapai 13.190 hektare pada 2020. Penghasilan dari kebun kopi juga menjadi yang tertinggi dibandingkan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kakao, dan kelapa.
Karakteristik kopi Sidikalang dinilai mirip dengan kopi Brasil, salah satu kopi terbaik dunia. Kopi Sidikalang adalah sebutan untuk kopi robusta dan arabika yang dikembangkan di Kecamatan Sidikalang. Wilayah perkebunan kopi Sidikalang berada di ketinggian 1.500 mdpl, berada di kawasan pegunungan Bukit Barisan.
Kopi Sidikalang dianggap sebagai salah satu varietas kopi terbaik di Sumatra, bersama dengan kopi Gayo dan Simalungun. Kopi Robusta Sidikalang terkenal memiliki tingkat keasaman yang rendah, sehingga cocok dikonsumsi untuk pecinta kopi yang memiliki masalah lambung.
5. Kuliner Khas Dairi
Tak hanya dikenal dengan Kopi Sidikalang, ada beragam jenis makanan yang bisa Anda temukan jika berkunjung ke Kabupaten Dairi. Salah satunya adalah Ganaru, terbuat dari rempah-rempah khas, seperti kunyit, cabai, jahe, bawang, serta asam cikalam dengan bahan utamanya singkong.
Ada Pelleng yang dipercaya dapat membangkitkan semangat dan keberanian. Makanan tradisional khas suku Pakpak ini, biasanya disajikan pada acara adat suku maupun kekeluargaan yang bersifat sakral. Pelleng terbuat dari nasi lunak dan ayam kampung dengan campuran rempah rempah seperti kunyit, lengkuas, bawang, cabe dan masih banyak lagi.
Sekilas terlihat seperti nasi kuning. Ada juga Lappet yang menggunakan bahan beras yang disajikan dengan tambahan gula merah dan parutan kelapa di dalam daun pisang berbentuk kerucut.
6. Rumah Adat Pakpak
Rumah adat Pakpak mempunyai bentuk yang khas, bangunannya terbuat dari material kayu dan atapnya dari ijuk. Rumah adat yang juga disebut sebagai Jerro ini merepresentasikan budaya Pakpak yang khas dalam setiap bagian bangunannya.
Bila dilihat secara umum, rumah adat Pakpak memiliki karakteristik dan bentuk yang tak jauh berbeda dengan rumah adat lainnya. Tetapi di sini, Anda bisa mempelajari banyak hal, mulai dari kehidupan masa lampau masyarakat adat pakpak, nilai budaya leluhur yang tertanam hingga tradisi dan adat istiadatnya yang unik.[As]