SitungirNews.Id Tuak merupakan minuman khas suku batak yang cukup digemari di berbagai wilayah khususnya Sumatera Utara. Dibalik aroma dan rasanya yang khas, ternyata ada racikan yang khusus dari masing-masing paragat tuak.
Salah Seorang Paragat (Menderes) Pak Demang ketika berbincang-bincang dengan wahananews,di kedainya di Nagori Lanbau,Kecamatan Bandar,Kabupaten Simalungun,Provinsi Sumatera Utara sabtu (25/02).
Baca Juga:
Inilah 3 Putra Berdarah Batak Toba yang Jabat Kapolda di Tahun 2024
"Semua tuak (Air Nira-red) itu sama jika diambil dari pohonnya. Tetapi untuk masalah rasa tergantung cara meracik dari masing-masing paragatnya," katanya
Lebih lanjut, minuman rendah alkohol itu sejak zaman dahulu telah dikonsumsi banyak orang, khususnya orang batak. Dirinya mengaku, menjual tuak menjadi salah satu mata pencaharian keluarganya.
"Tuak yang baik dan enak pasti disukai. Jadi sebagai paragat dan juga menjual tuak, tentu saya akan berusaha memberikan rasa tuak yang nikmat bagi para pelanggan,"katanya.
Baca Juga:
Berapa Jumlah Suku Batak? Ini Penjelasan Beserta Penyebaran Wilayah Penuturnya
Tuak murni yang langsung diambil dari pohonnya kata Pak Demang memiliki rasa yang sangat manis. Sehingga lanjut pria yang juga bekerja sebagai petani ini, perlu dilakukan sedikit racikan dengan mencampurkannya dengan kayu raru yang berkualitas.
"Di situ sebenarnya rasa dari tuak ini. Kayu raru yang baik akan menghasilkan rasa tuak yang baik juga. Rasa pahit sepatnya bercampur dengan rasa manis menghasilkan rasa khas tuak," katanya.
Terpisah, salah seorang pelanggan dan juga penikmat Tuak Randa (35) mengakui jika tuak yang nikmat itu memiliki rasa manis bercampur pahit sepat.