Ia menambahkan, pembelian gula pasir TK tidak dibatasi karena lesunya pasar.
Sedangkan gula pasir kristal kemasan dengan merek dagang, ia hanya mendapat pasokan secara terbatas.
Baca Juga:
Sambangi Warga, Pj. Penghulu Balai Jaya Berbagi Paket Sembako
Meski demikian, hal itu tidak berpengaruh pada penjualan, sebab banyak konsumen yang mencari harga lebih murah.
"Kalau gula yang ada mereknya dibatasi. Saya dapatnya 10 pcs. Tapi kebetulan peminatnya jarang. Konsumen sekarang carinya barang yang ada, dengan harga yang murah. Mereka tidak memedulikan merek, karena semuanya naik," imbuhnya.
Sri, pedagang lain di Pasar Karangayu Semarang, mengaku, kini terpaksa memilih gula pasir dengan harga lebih murah untuk dijual di lapaknya.
Baca Juga:
Peringati HUT Bhayangkara ke-78, Polres Subulussalam Gelar Bakti Kesehatan dan Penanganan Stunting
Hal itu agar tidak ada konsumen yang protes dengan kenaikan harga yang terjadi.
"Harga gula yang biasa saya jual sekarang naik tinggi, sudah tidak bisa jual Rp 13.500/kg lagi, bahkan Rp 15 ribu/kg juga sudah tidak bisa lagi. Sekarang saya jual yang kualitas di bawahnya, biar bisa jual Rp 15 ribu/kg seperti yang lain," ucapnya. [as/gun]