SitungirNews.Id | PT PLN (Persero) merancang inovasi dengan membuat Sorong Ultimate for Electrifying-Surya Untuk Negeri (SuperSUN) guna melistriki desa di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Hal ini sekaligus mendukung transisi energi yang menjadi isu strategis dalam KTT G20.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Executive Vice President Technology & Engineering PLN Zainal Arifin mengatakan, SuperSUN merupakan program untuk melistriki wilayah 3T yang tak lagi harus bergantung pada bahan bakar minyak (BBM), melainkan bisa menggunakan tenaga surya.
Lewat program ini, PLN mampu melistriki wilayah 3T dengan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih murah dan bisa langsung dipasang tanpa investasi yang besar.
"Bermula dari pilot project mewujudkan Papua terang, SuperSUN kemudian mampu mendukung percepatan rasio elektrifikasi (RE) dan rasio desa berlistrik (RDB) 100 persen demi mewujudkan energi berkeadilan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (27//3/2022).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Zainal mengungkapkan, ide terobosan ini muncul dari kondisi Kampung Yarweser, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, yang gelap gulita dan tertinggal karena tidak adanya penerangan pada malam hari. Sebagian rumah memiliki genset pribadi dan mengeluarkan biaya Rp 50.000-Rp 100.000 untuk penerangan selama 6-12 jam saja.
Tim milenial PLN di wilayah Sorong, Papua, dan Papua Barat pun melakukan riset sehingga menghasilkan inovasi yang mampu melistriki kampung-kampung yang jauh dari pusat pembangkit atau di daerah 3T.
SuperSUN sendiri seperti genset yang menggunakan bahan bakar energi matahari. Oleh karena itu, tidak ada emisi dari gas hasil pembakaran yang dikeluarkan SuperSun.