Situngirnews.id | Bupati Deli Serdang, H. Ashari Tambunan membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Paguyuban Keluarga Besar (PKB) Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Sumatera Utara di Aula Taman Pramuka Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sabtu (4/2/2023), sekira pukul 16.00 WIB.
Kegiatan yang ditandai dengan pemberian baju dan topi blangkon khas Pujakesuma serta pemukulan gong oleh Bupati menandai dibukanya Rakerwil, mulai Sabtu (4/2/2023) sampai Minggu (5/2/2023).
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
"Selamat datang kepada pengurus 23 DPD PKB Pujakesuma se-Sumatera Utara di Lubuk Pakam. Mudah-mudahan bapak/ibu mendapatkan kesan baik yang nantinya setelah selesai acara dapat diceritakan kepada yang lain tentang luar biasanya Kabupaten Deli Serdang," ucap Bupati.
Bupati menyampaikan, sama halnya seperti perkumpulan etnis lainnya. Kehadiran PKB Pujakesuma sebagai wadah perkumpulan seluruh masyarakat suku Jawa memiliki peran sangat strategis dalam membangun sikap kekeluargaan dan keakraban sesama masyarakat di Sumatera Utara. Tidak dapat dipungkiri, selama ini keberadaan PKB Pujakesuma tidak hanya memberi manfaat bagi masyarakat suku Jawa, tetapi juga bagi suku lain.
"Benar, sesuai yang dikatakan Ketua DPW PKB Pujakesuma Sumatera Utara, lebih kurang 2 juta penduduk Deli Serdang, sekitar lebih kurang 60 persennya suku Jawa," sebut Bupati.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Lanjut Bupati, PKB Pujakesuma juga mampu hidup rukun dan damai selama puluhan tahun menjalin persatuan di tengah kemajemukan masyarakat di Sumatera Utara.
"Menurut saya, ini salah satu catatan bagi semua orang, bagaimana salah satu etnis, dengan jumlah yang begitu besar tapi tak pernah tampil dengan sikap arogan. Dengan jumlah yang banyak dan tetap mampu hidup damai dengan kelompok masyarakat yang jumlah yang kecil dari mereka, seperti moto sepi ing pamrih, rame ing gawe," jelas Bupati.
Ditegaskan Bupati, banyak nilai budaya Jawa yang bisa dipahami dan diterima oleh masyarakat lainnya untuk ditiru. Misalnya, tentang keguyubannya, kegotong-royongannya dan lainnya.