Dijelaskan penulis utama studi dari UTHealth di Houston, Alan Prossin, peningkatan opioid mungkin berdampak negatif pada tubuh, berpotensi mengacaukan sistem kekebalan, dan meningkatkan risiko penyakit.
Dalam studinya, Prossin berkata bahwa opioid terkadang memicu pelepasan protein IL-18, yang kerap dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular.
Baca Juga:
Tips Ampuh agar Anak Tidak Stres
"Meskipun kesedihan bukanlah depresi, itu masih menekan semua fungsi tubuh, hanya untuk rentang waktu yang jauh lebih singkat," jelas Psikolog Klinis, John E Mayer, PhD.
Mayer menambahkan, merasa sedih terus-menerus bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan lemahnya sistem kekebalan tubuh.
Bukan hanya itu, kinerja otak dalam mengatur nafsu makan pun bisa tak beraturan, jika seseorang merasakan kesedihan yang terlalu lama.
Baca Juga:
Betulkah Kebotakan di Usia Muda karena Stres?
Misalnya pada studi tahun 2013 yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, menunjukkan suasana hati yang buruk dapat meningkatkan rasa lapar. Oleh sebab itu, seseorang yang merasa sedih sering kali mengonsumsi makanan tertentu seperti junk food atau es krim.
"Seseorang yang sedih mengonsumsi lebih banyak (junk food) dan lebih sedikit mikronutrien, menempatkan diri mereka pada risiko yang lebih tinggi terkait kenaikan berat badan dalam jangka pendek, hipertensi dan penyakit jantung dalam jangka panjang," ucap Mayer.
Semakin lama Anda merasa sedih, kata Mayer, maka semakin besar risiko peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang dapat memengaruhi kondisi gula darah, tekanan darah, dan kualitas tidur.