Sedangkan komoditas impor seperti daging sapi dan bawang-bawangan dikarenakan harga dari negara asal sudah mahal, termasuk Australia yang membatasi kuota ekspor sapi. Khusus, untuk minyak goreng disebabkan oleh 'drama' harga di pasar internasional yang tak kunjung usai dan diperparah oleh perang Rusia-Ukraina.
"Melihat tren ini sampai Lebaran, harga bakal naik didominasi oleh pangan yang terkait hortikultura seperti cabai, minyak goreng, dan daging sapi karena diimpor," kata Rusli.
Baca Juga:
Sambangi Warga, Pj. Penghulu Balai Jaya Berbagi Paket Sembako
Tak hanya sisi pasokan saja yang mendorong kenaikan harga, ia menyebut dari sisi permintaan pun terjadi lonjakan karena pelonggaran protokol kesehatan di tahun ini menuju endemi.
Ia menilai kegiatan yang sebelumnya dilarang seperti buka puasa bersama hingga makan besar di restoran bakal terjadi di tahun ini, sehingga harga naik sejalan dengan permintaan masyarakat. Kenaikan harga pangan tersebut bakal memicu infasi yang Rusli proyeksikan tak jauh dari angka Januari 2022 atau periode puasa 2019 atau sekitar 0,5 persen-0,6 persen.
Lalu, jangan lupa juga soal kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen yang akan dimulai pada bulan depan. Meski Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan kenaikan tak menyasar bahan makanan rakyat, seperti sembako, namun faktor shock (kejut) memengaruhi psikologis pasar.
Baca Juga:
Peringati HUT Bhayangkara ke-78, Polres Subulussalam Gelar Bakti Kesehatan dan Penanganan Stunting
Belum lagi, ada pedagang di pasar yang aji mumpung dan menaikkan harga dengan dalih semua barang naik per 1 April. Maklum, jelang Lebaran ada saja kebutuhan tambahan. "Kenaikan disebabkan katakan lah 'ongkos Lebaran' jadi harga di mark up (naikkan)," ujar Rusli.
Untuk menghindari lonjakan harga yang kian parah, ia menyarankan pemerintah untuk rajin melakukan operasi pasar menjaga harga. Lalu, pastikan semua pedagang dan distributor mengeluarkan stok mereka dan tak ditimbun agar harga makin mahal.
"Satgas Pangan harus membuka matanya lebar-lebar, lebih lebar dari bulan-bulan sebelumnya. Ini puasa butuh duit toh, takutnya ada oknum yang bermain. Ini yang mesti diwaspadai," terang dia.