Big data memberikan para petani informasi yang dapat meningkatkan produktivitas produksi mereka.
Misalnya, data tentang pola curah hujan, siklus air, dan kebutuhan pupuk sehingga dapat memungkinkan petani membuat keputusan yang lebih cerdas, seperti tanaman apa yang akan ditanam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan kapan waktu panen. Hal ini pada akhirnya meningkatkan volume hasil pertanian dan keuntungan finansial mereka.
Baca Juga:
Satumar: Puskud Riau Kunker Demplot Petani Sawit Bengkalis
Dengan sifat kontrak pintar dalam blockchain, teknologi dibuat untuk memberikan keandalan dan keamanan database.
Selain itu, karena teknologi blockchain terdesentralisasi dan terbuka, ini berarti data lebih dapat diakses oleh semua orang di dalam sistem.
Indonesia beruntung memiliki tanah subur yang luas dan berlimpah, yang menjadikannya salah satu negara pertanian terkemuka di dunia.
Baca Juga:
DPR Minta Pemerintah Perbanyak Kios Pupuk Nonsubsidi
Sebagai produsen utama minyak sawit, karet alam, kakao, kopi, teh, singkong, beras, dan rempah-rempah tropis, kemajuan teknologi blockchain sejalan dengan visi untuk memaksimalkan sumber daya dan pemberdayaan masyarakat.
Collin percaya bahwa kaum muda harus merangkul munculnya teknologi blockchain untuk menciptakan sistem yang bermanfaat bagi masyarakat.
Di sekolah, Collin saat ini memimpin klub JIS Metaverse, komunitas berbasis blockchain dengan lebih dari 130 siswa sekolah menengah yang bertujuan untuk membangun, belajar, dan berinvestasi.