Wilayah itu memiliki curah (ceruk) yang cukup dalam. Pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Secara ekologis, Kabupaten Dairi merupakan penyangga ekosistem Danau Toba dan menyumbang sebagian besar input air ke Danau Toba melalui belasan sungai-sungainya.
2. Suku dan Bahasa
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Program PGP Pendorong Transformasi Pendidikan Indonesia
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Dairi adalah suku Batak Pakpak. Suku Pakpak terbagi menjadi lima suak berdasarkan wilayah persebarannya, yaitu Suak Simsim, Suak Keppras, Suak Pegagan, Suak Kelasen dan Suak Boang.
Ada pula suku lain, seperti suku Batak Toba, Karo, dan pendatang dari daerah lain seperti suku Jawa, Tionghoa, Aceh, Minangkabau dan lainnya. Bahasa yang digunakan selain bahasa Indonesia adalah bahasa Batak Toba, Pakpak, dan Karo.
3. Taman Wisata Iman
Baca Juga:
Disbudparpora Dairi Gelar Pelatihan Pengembangan Kapasitas SDM Pariwisata Berbasis SKKNI
Salah satu tempat wisata yang bisa dikunjungi saat ke Dairi adalah Taman Wisata Iman (TWI) yang berada di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Taman wisata yang memiliki luas lahan sekitar 10 hektare ini sudah menjadi ikon pariwisata di Dairi.
TWI dibangun dengan konsep wisata religi yang di dalamnya terdapat berbagai rumah ibadah. Wisatawan dapat melihat berbagai ornamen keagamaan seperti Vihara Saddhavadana dengan patung Buddha Rupang, Patung Abraham, patung Nabi Musa, Gereja Oikumene, Gua Bunda Maria, dan Perahu Nabi Nuh.
Selain itu, ada juga kisah perjalanan Kehidupan Yesus Kristus yang terdiri dari Kandang Domba di Betlehem, sampai Kebangkitan Yesus Kuil Hindu serta Lapangan Manasik Haji dan Masjid. Lokasi TWI berada di atas lahan yang berbukit-bukit, sehingga kita harus mendakinya dengan berjalan kaki untuk bisa menikmati semua keindahan yang ada di tempat itu.